Wednesday, April 9, 2014

Inovasi Pendidikan: Grup Facebook untuk Diskusi – Mahasiswa Lebih Aktif?



A.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia, sudah “ikut-ikut” berkembang. Penyebaran informasi semakin lebih cepat melalui sarana komunikasi yang semakin berkembang. Sebut saja Internet. Ya, internet memudahkan kita untuk sharing pengetahuan. Hal ini tentu membawa dampak positif bagi dunia pendidikan, salah satunya untuk mengatasi keterbatasan jarak dan waktu dalam pembelajaran.

Sayangnya, masyarakat lebih tertarik untuk membuka situs jejaring sosial untuk pemanfaatan internet ketimbang artikel yang menyangkut pendidikan. Katakanlah facebook. Facebook merupakan situs jejaring sosial dengan pengguna terbanyak. Indonesia adalah salah satu Negara dengan pengguna facebook terbanyak di dunia. Untuk itu, tenaga pendidik berupaya memanfaatkan keadaan ini untuk memaksimalkan pembelajaran yang diampuna. Salah satunya adalah dosen Mata Kuliah Difusi Inovasi Pendidikan di jurusan Teknologi Pendidikan UNJ, Retno Widyaningrum yang berinisiatif menggunakan facebook untuk membuat grup diskusi di mata kuliah DIP semester 100 ini.
Namun apakah grup
ini efektif untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa? Untuk itu artikel ini membahas tentang keaktifan mahasiswa dalam mengikuti dan menjawab kuis-kuis di dalam forum group discussion IDP yang mengacu kepada hasil survei yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu.
2.      Rumusan Masalah
1.        Apakah forum group discussion DIP ini termasuk inovasi?
2.        Alasan apa yang dapat mendukung jawaban diatas?
3.        Seberapa besar kah mahasiwa yang aktif dalam grup ini (topik “yes”, “no”, dan “yes&no”?
4.        Apakah penggunaan facebook sebagai pembelajaran ini efektif?
3.      Tujuan dan manfaat
Hasil survey yang diambil dari keaktifan mahasiswa Teknologi Pendidikan dalam mengikuti forum group discussion IDP ini memiliki tujuan yaitu:
·      Mengetahui tingkat keaktifan mahasiswa TP dalam mengikuti Grp Diskusi DIP
·      Sebagai “penyadar” mahasiswa TP untuk berperan aktif di Grup diskusi DIP
·      Menjadikan facebook sebagai media untuk diskusi perkuliahan.

Adapun manfaat dari adanya survei akan keaktifan kepada mahasiswa TP dalam grup DIP dengan menggunakan teknik pertanyaan YES, NO, atau YES dan NO ini adalah sebagai berikut.
·      Membuat mahasiswa lebih kritis terhadap suatu pernyataan
·      Mahasiswa memiliki aasan yang beragam namun terarah sesuai teori ahli yang dianut
·      Dengan adanya grup ini, facebook tidak hanya digunakan untuk “mainan”, tetapi juga media pembelajaran.

B.    Hasil Survei
Berikut adalah survei per tanggal 25 Maret 2014 terhadap keaktifan mahasiswa dalam forum grup diskusi DIP kelas regular 2012, dengan hasil sebagai berikut :
 

 
 

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa TP regular sebagian besar sudah aktif dalam menjawab pertanyaan dosen (dalam satu topic mengenai suatu inovasi yang dijawab dengan yes, no, dan yes & no dengan menyertakan alasan). Ini terlihat dari 78% mahasiswa yang turut aktif menjawab pertanyaannya.

C.     Pembahasan
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar dala satu kelas tersebut sudah mau ikut aktif dalam forum diskusi. Terlihat dari 41 mahasiswa yang terdaftar dalam grup, ada 32 mahasiswa yang telah bergabung mengemukakan pendapat. Ini berarti sebagian besar mahasiswa TP regular 2012 tidak ingin kehilangan kesempatan mereka untuk mengemukakan pendapat mereka sekaligus mendapat nilai.
Dari alasan yang dikemukakan juga terlihat mereka sudah kritis dan terlihat tidak asal-asalan dalam menjawab pertanyaannya. Namun, kebanyakan dari mereka tidak memanfaatkan forum diskusi ini untuk benar-benar berdiskusi. Karena dilihat dari jawaban-jawabannya, sedikit sekali yang menimali atau memberi tanggapan terhadap komentar atau pendapat mahasiswa lain. Mereka hanya menjawab pertanyaan inti.
Jika dilihat dari tidak semua mahasiswa yang ikut aktif dan rata-rata dari mereka yang menggunakan forum ini hanya untuk menjawab bukan berdiskusi kira-kira apa penyebabnya?
Karena saya adalah salah satu dari mereka (mahasiswa TP regular 2012), saya sedikit banyak mengetahui penyebabnya. Saya mencoba menganalisis penyebabnya yaitu sebagai berikut:
  • Keterpaksaan
Mengapa saya sebut terpaksa? Alasannya adalah, mahasiswa hanya membuka grup ini, dan hanya posting jika dosen memberikan pertanyaan atau kuis. Tidak ada unsur sukarela dari mahasiswanya sendiri. Karena memang grup ini sebaagai salah satu pemenuhan bobot nilai perkuliahan. Jadi dapat dikatakan, mahasiswa membuka grup ini untuk nilai. Meskipun mereka tretap mendapat manfaat yaitu dapat sharing pengetahuan (bagi mereka yang benar-benar melihat jawaban temannya). Ya, itulah kebiasaan orang Indonesia, mengerjakan sesuatu terutama yang berbau pendidikan jika “diancam”.
  • Informasi yang belum merata
Sekarang memang zaman canggih. Rata-rata dar mereka memiliki smartphone. Bahkan dibuat grup whatsapp untuk informasi yang cepat. Namun tidak semua dari mereka memiliki smartphone, dan paket internet untuk membuka grup itu. Penanggung jawab mata kuliah ini memang selalu memberi tahu jika ada kuis atau pertanyaan di grup, namun kendala keterbatasan knksi membuat penyebaran info ini tidak merata.
  • Masalah koneksi internet
Masih berhubungan dengan poin di atas. Masalah koneksi internet ini sangant krusial. Beberapa dari mereka memiliki keterbatasan koneksi internet sehingga menghambat mereka membuka grup ini untuk ikut gabung.
  •  “Malas”
Sumber dari masalahnya. Alasan yang mungkin kurang dapat diterima namun paling realistis. Malas disini bukan berarti sifat asli mereka atau pun saya. Namun beberapa alasan pun muncul sebagai penyebab kemalasan tersebut. Ada yang memang benar-benar malas. Ada juga yang malas karena santai. Dan kebanyakan dari mereka malas karena jenuh. Tidak bisa dipungkiri dan bukan suatu yang wah, rahasia, atau tabu jika mahasiswa dari zaman ke zaman banya mengeluhkan tugas mereka yang menumpuk. Ini salah satu penyebab timbulnya rasa malas tersebut.
Itulah beberapa analisa saya mengenai alasan mengapa belum semua aktif berdiskusi dalam forum ini. Mereka yang terpaksa menjawab setidaknya lebih baik daripada yang tidak ikut atif sama sekali. Dan dosen pun harus lebih pintar lagi mencari cara menumbuhkan motivasi mahasiswanya. Jika dosen bisa menjadi sahabat bagi mahasiswanya, besar kemungkinan lebih banyak siswa yang aktif dalam perkuliahan konvensional maupun online.
D.    Kesimpulan
Sebagian besar mahasiwa TP tidak menganggap grup diskusi DIP di facebook sebagai inovasi. Karena berbagai alasan, bagi saya sendiri, grup ini bukan inovasi juga. Mengapa? karena penggunaan facebook sebagai media pembelajaran bukan hal yang baru lagi, sudah banyak yang telah lama menggunakan facebook ini sebagai sarana pembelajaran. Dan seperti situs pendidikan online lain, grup ini hanya dibuka secara “terpaksa” oleh mahasiswa TP Reguler 2012. Ini tebukti dari tidak semuanya aktif, bahkan dari yang aktif jarang sekali ada yang berdiskusi. Jadi hanya mendapat info bahwa ada kuis-jawab-tutup.
Dari penyataan di atas berarti grup ini belum memotivasi mahasiswa ntuk lebih aktif di perkuliahan online. Selain hal yang disebuikan di atas, keaktifan mahasiswa yang kecil juga karena koneksi internet yang jelek, juga sebagian besar mahasiswa yang mulai meninggalkan facebook. Jadi harus dipikirkan lagi mengenai inovasi yang lain yang dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih aktif dalam perkuliahan.

E.     Daftar Pustaka
Roger, Everett M. 1995. Diffusion of Innovations Four Edition.New York: The Free Press
http://pamper-you.blogspot.com/2013/11/pemanfaatan-facebook-untuk-pendidikan.html
https://www.facebook.com/groups/609115625823877/

No comments:

Post a Comment