Buku teks pelajaran berbeda
dengan modul belajar mandiri. Buku teks pelajaran dijual di pasaran, tidak
dikhususkan untuk satu lembaga tertentu saja, sedangkan modul belajar mandiri
tidak dijual di pasaran.
Karena buku teks pelajaran dijual
di pasaran, berarti peserta didiknya juga dilihat karakternya secara umum
sesuai sasaran pada jenjang pendidikan tertentu. Untuk itu penyusunan buku teks
pelajaran didesain secara umum sesuai teori perkembangan secara umum. Namun
pada kenyataannya tidak sedikit buku teks pelajaran yang masih belum sesuai
digunakan pada jenjangnya. Kalau begitu, bagaimana penyusunan buku teks
pelajaran yang baik? Apa saja yang harus diperhatikan dalam penulisannya? Saya
telah mencari 5 artikel atau tulisan yang mengulas tentang penulisan buku teks
pelajaran. Dari kelima sumber tersebut maka saya dapatkan poin-poin mengenai
peraturan-peraturan, syarat-syarat, dan tips bagaimana membuat buku teks
pelajaran yang baik.
Hal pertama yang saya dapatkan
adalah persyaratan membuat buku teks pelajaran yang baik. Di dalam artikel
tersebut disebutkan persyaratan yang terkait dengan isi, penyajian, dan
ilustrasi.
1. Persyaratan
yang terkait dengan isi.
- Kesesuaian
isi materi dengan jenjang dan sasararan.
Hal pertama yang harus
diperhatikan adalah kesesuaian isi buku dengan jenjang pndidikan si pembaca.
Kesesuaian ini meliputi topik (isi materi), bahasan, dan bahasa yang digunakan
dalam buku tersebut. Berikut ini standar dalam memilih materi yang tepat.
(a) Sesuai dengan kurikulum.
(b) Relevansi materi
ditinjau dari segi tujuan pendidikan.
(c) Relevansi materi
dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
(d) Kesesuaian materi
pokok dengan tingkat perkembangan kognitif siswa
- Memuat
sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik sesuai
tujuannya.
Sampai mana peserta
didik harus menguasai materi, maka setidaknya isi buku tersebut harus memuat
materi tersebut, namun tidak berlebihan sampai memuat materi yang tidak perlu
atau belum seharusnya diterima sasaran/peserta didik pada jenjang itu.
- Relevan
dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai.
Agar pembelajaran
berhasil mencapai tujuannya, maka bukan hanya metode pembelajaran yang perlu
diperhatikan, namun juga bahan ajar atau bahan belajarnya. Isi buku teks
pelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan apa yang harus dicapai
sasaran/peserta didik.
- Isi harus sesuai
dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan, pembahasannya mengerucut pada
apa inti dari yang dibahas.
Tidak melenceng ke ilmu
pengetahuan yang lain yang tidak perlu atau belum seharusnya dipelajari atau
diterima peserta sasaran didik. Namun dengan kurikulum baru yang mengusung
pembelajaran tematik, tetap tidak berubah. Maksudnya, ilmu pengetahuan yang
bersangkutan seperti penggabungan beberapa mata pelajaran menjadi satu tetapi
tetap dalam konteks yang sama, tidak melebar ke pembahasan yang lain.
- Sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berkaitan dengan syarat
sebelumnya, perkembangan ilmu pengetahuan terbaru pada kurikulum baru harus
diterapkan, pun yang bersangkutan dengan teknologi, harus sesuai dengan
perkembangan terbaru. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak bingung
karena ketinggalan perkembangan teknologi.
- Tidak
mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara.
Ini saah satu contoh
yang dimaksudkan melenceng dari bahasan ke hal yang tidak atau belum seharusnya
diterima peserta didik/sasaran pembaca. Buku pelajaran harus bebas dari hal
itu.
2.
Persyaratan
terkait penyajian
a.
Penyajian harus disusun secara
sistematis/berurutan sesuai dengan urutan setiap bab. Tidak loncat sana-loncat
sini yang membingungkan peserta didik/sasaran.
Bagian-bagian dalam buku juga perlu disusun secara sistematis
sesuai kaidah pembuatan buku mulai dari bagian awal seperti cover-halaman
judul-kata pengantar dan daftar isi, kemudian bagian isi yang merupakan
pembahasan utama, berisi bab demi bab. Yang terakhir bagian akhir yang biasanya
diisi dengan glosarium, tentang penulis, dan sebagaiya.
b.
Penyajian buku teks baiknya saling memperkuat
dengan bahan lain dan kontekstual (keberkaitan).
c.
Buku teks pelajaran harus dapat menarik minat
dan perhatian pembaca. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah daya
tarik buku pelajaran. Dengan ketertarikan pserta didik / sasaran akan buku
pelajaran tersebut, maka akan timbul rasa penasaran peserta didik / sasaran
sehingga mereka akan tertarik untuk membaca buku tersebut secara kontinyu.
Penyajian yang menarik dapat dilihat dari judul, bahasa, dan ilustrasi yang
digunakan.
d.
Menantang dan merangsang untuk dibaca dan
dipelajari. Ini berkaitan dengan syarat sebelumnya. Buku yang menarik tidak
hanya dari judul bukunya, tetapi penyajian yang menarik sehingga dapat menantang
pembacanya untuk membaca, dan dapat merangsang otak pembacanya untuk
mengembangkan pengetahuannya sendiri.
e.
Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan
psikomotor. Buku pelajaran harus jelas tujuannya akan menggerakkan salah satu
ranah/aspek utama yang mana. Buku pelajaran juga sebaiknya dapat merangsang
lebih dari satu aspek/ranah. Tidak hanya ranah kognitif pembaca yang menjadi
sasaran, tapi juga afektifnya harus disentuh,
apa lagi dengan kurikulum baru yang bertema pendidikan karakter.
f.
Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan
formal, namun tidak kaku. Buku pelajaran berisi ilmu pengetahuan. Untuk itu
bahasannya adalah bahasan ilmiah dan formal.
3.
Prsyaratan terkait bahasa dan keterbacaan.
Dalam persyaratan sebelumnya saya telah mnyinggung sedikit tentang
penggunaan bahasa dalam penulisan buku teks pelajaran. Dalam hal inipenggunaan
bahasa yang seharusnya digunakan adalah :
a. Bahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai dngan EYD.
b. Penggunaan
tanda baca harus sesuai dengan EYD.
c. Penggunaan
bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan daya cipta siswa. Pengguaan
bahasa yang baku dan efektif akan memudahkan daya cerna pembacanya.
d. Susunan
kalimat yang digunakan harus benar dan sesuai dengan kematangan berfikir
peserta didik pada jenjang yang dituju, sehingga tidak ambigu atau menimbulkan
persepsi lain dari pembacanya.
4.
Pernyaratan yang tekait dengan Ilustrasi
Penggunaan ilustrasi dalam buku teks pelajaran adalah hal
yang penting. Ini merupakan salah satu cara penambah daya tarik dari buku
pelajaran. Namun penggunaan ilustrasi tersebut juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip kesesuaian. Ilustrasi ini juga termasuk tipografi, grafis,
diagram dan table sebagai penjelas. Syarat-syarat penggunaan ilustrasi
diantaranya sbagai berikut:
a. Ilustrasi
yang digunakan harus sesuai dengan apa yang dibahas. Karena selain sebagai daya
tarik, penggunaan ilustrasi dimaksudkan untuk memperjelas pembahasan, dan juga
untuk membatasi imajinasi pembacanya. Penggunaan ilustrasi yang tidak sesuai
justru akan membingungkan pembacanya.
b. Ilustrasi
juga harus jelas, untuk itu harus diperhatikan penggunaan garis, tekstur dan
gradasinya.
c. Tata
letak ilustrasi harus diperhatikan, harus sesuai dengan porsinya, seimbang
dengan kata-kata.
Setelah mengetahui syarat-syaratnya, kita perlu tahu juga bagaimana
langkah-langkah penyusunan buku teks pelajaran. Dari artikel yang say abaca,
saya mendapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Merencanakan
pendekatan system.
Pendekatan
sistem memiliki enam komponen besar, yaitu: 1) analisis, 2) desain, 3)
pengembangan, 4) uji coba dan revisi, 5) implementasi, dan 6) evaluasi sumatif.
Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
2. Melakukan
analisis kebutuhan.
Analisis
kebutuhan ini meliputi apa saja yang dibutuhkan peserta didik/sasaran/pembaca
nantinya sesuai dengan jenjang pendidikannya sehingga kita dapat memilih bahan
yang sesuai untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum
induk.
3. Mendiskripsikan
kelompok sasaran
Tahap ini
penting dilakukan agar kita dapat menggunakan bahan dan cara penyajian yang
sesuai dengan karakter umum sasaran pada jenjang pendidikan tertentu, apakah
sasarannya pada jenjang SD, SMP, SMA, atau mahasiswa, karena beda jenjang beda
juga cara penyajiannya.
4. Melakukan
kerja sama dengan ahli bidang studi.
Penulis buku
atau penctus ide belum tentu orang yang ahli materi/bidang studi. Pun
sebaliknya, orang yang ahli pada bidang studi tertentu belum tentu dapat
menulis buku. Untuk itu kerjasama antarkeduanya merupakan langkah yang penting
untuk mendapatkan buku yang baik dari segi penulisan dan materi yang benar.
5. Menuliskan
kompetensi yang dapat diukur
Di dalam buku
teks pelajaran perlu ditulis kompetensi apa yang dapat diukur sesuai tujuan
pembelajarannya. Dalam keilmuan Teknologi Pendidikan hal ini dapat mengacu pada
taksonomi Bloom yang membagi kompetensi yang dapat dicapai menjadi 6 tahap.
6. Melakukan
analisis piramida
Analisis
piramida merupakan teknik yang bermanfaat untuk mengidentifikasi seluruh
kompetensi dan sub-kompetensi yang diperlukan. Selainjutnya menyusun satu sama
lain secara logis sehingga mudah dipelajari. Cara yang terbaik adalah dengan
memulai dari tujuan (goal) kemudian berjalan mundur untuk mengetahui kompetensi-kompetensi
yang diperlukan.
7. Mengidentifikasi
jenis belajar, pemilihan metode dan media, dan peta belajar
Langkah ini
dilakukan dengan memperhatikan jenis materi dan tingkat sasaran peserta didik.
Perlu pula mengidentifikasi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ini
berkaitan dengan yang saya sebutkan pada persyaratan terkait penyajian poin e.
8. Menentukan
struktur pelajaran dan desain pertanyaan
Struktur
pelajaran harus tergambar dalam profil tulisan pada setiap Bab/tema. Struktur
pelajaran ini disusun secara utuh, mulai dari pendahuluan sampai tindak lanjut
setelah melakukan tes akhir pokok bahasan.
9. Membuat
lay-out halaman
Membuat lau-out
ini harus memperhatikan prisip desain pesan agar penyampaian materinya
berhasil.
10. Melakukan
penulisan naskah.
Langkah
selanjutnya yaitu menulis naskah dengan memperhatikan syarat-syarat terkait
penggunaan bahasa dan keterbacaan yang telah disebutkan tadi.
11. Melakukan
evaluasi awal (uji coba)
Dalam pembuatan
media pasti ada langkah uji coba sebelum media tersebut benar-benar digunakan
tak terkecuali untuk pembuatan buku teks pelajaran. Setelah buku ditulis,
selanjutnya kita melakukan evaluasi dengan menempuh beberapa tahap, yaitu:
a. Review
ahli bidang studi, desain pembelajaran, dan editorial.
b. Uji
coba satu-satu atau secara individual kepada siswa yang relatif cerdas, biasa
dan kurang dengan memperhatikan responnya.
c. Uji
coba kelompok kecil sekitar 20-30 orang dengan mengamati respons mereka tanpa
harus dibimbing.
d. Uji
coba lapangan nyata, setelah melakukan revisi dari tahapan sebelumnya
e. Evaluasi
sumatif, yaitu untuk menentukan prestasi belajar siswa yang menggunakan buku
tersebut.
12.
Teruskan ke penerbit.
Setelah semua langkah berhasil dilakukan dan tidak ada
revisi, tahap selanjutnya adalah mengirim hasil kerja ke penerbit agar nantinya
diteruskan ke percetakan dan didistribusikan sehingga sampai ke
sasaran/pembaca.
Selain syarat-syarat dan langkah penulisan buku teks pelajaran, saya juga
menemukan tips-tips menulis buku pelajaran dalam waktu singkat di web
kompasania. Dari artikel tersebut saya mendapati bahwa penulisan buku teks
pelajaran tidak harus murni dari awal, tapi juga kita bisa membuat buku
pelajaran dengan memperluas atau megembangkan buku indukan menjadi beberapa
buku, misalnya dengan mengganti judul buku. Namun cara ini bukanlah plagiat
namun lebih kepada kata “modifikasi” seperti pada salah satu model prinsip
kewirusahaan yaitu amati, tiru, dan
modifikasi.
Kesimpulannya adalah semakin kita mengerti betul kaidah-kaidah dan
tatacara menulis buku pelajaran yang baik dan kita mengaplikasikannya dengan apik, semakin besar kemungkinan kita
berhasil membuat buku pelajaran yang dapat diterima masyarakat pembaca. Semakin
besar pula kemungkinan banyaknya keuntungan yang nantinya diperoleh. Namun
perlu diingat bahwa penulisan buku pelajaran bukan sekedar mencari keuntungan,
namun tujuan utamanya adalah membantu proses pembelajaran mencapai tujuan
pendidikan.
Refrensi: