Monday, September 29, 2014

Tata Cara Menulis Buku Pelajaran

 Buku teks pelajaran adalah buku teks yang digunakan dalam proses pembelajaran sebagai panduan, sebagai sumber, sebagai bahan ajar guru atau pembelajar dan bahan belajar siswa atau peserta didik. Buku pelajaran mempunyai hubungan dengan kurikulum, tetapi hubungan itu tidak kaku. Kurikulum masih perlu penafsiran, penjelasan, perincian, pelengkapan, pengayaan, dan pemaduan terhadap kompetensi, hasil belajar, indikator,dan materi pokok. Dalam persiapan menulis buku, penulis perlu menyusun silabusdan metode pembelajara, dan mempersiapkan bahan-bahan dan cara penyajiannya karena hal itu tidak dicanpumkan dalam kurikulum.
Buku teks pelajaran berbeda dengan modul belajar mandiri. Buku teks pelajaran dijual di pasaran, tidak dikhususkan untuk satu lembaga tertentu saja, sedangkan modul belajar mandiri tidak dijual di pasaran.
Karena buku teks pelajaran dijual di pasaran, berarti peserta didiknya juga dilihat karakternya secara umum sesuai sasaran pada jenjang pendidikan tertentu. Untuk itu penyusunan buku teks pelajaran didesain secara umum sesuai teori perkembangan secara umum. Namun pada kenyataannya tidak sedikit buku teks pelajaran yang masih belum sesuai digunakan pada jenjangnya. Kalau begitu, bagaimana penyusunan buku teks pelajaran yang baik? Apa saja yang harus diperhatikan dalam penulisannya? Saya telah mencari 5 artikel atau tulisan yang mengulas tentang penulisan buku teks pelajaran. Dari kelima sumber tersebut maka saya dapatkan poin-poin mengenai peraturan-peraturan, syarat-syarat, dan tips bagaimana membuat buku teks pelajaran yang baik.
Hal pertama yang saya dapatkan adalah persyaratan membuat buku teks pelajaran yang baik. Di dalam artikel tersebut disebutkan persyaratan yang terkait dengan isi, penyajian, dan ilustrasi.
1.       Persyaratan yang terkait dengan isi.
    1. Kesesuaian isi materi dengan jenjang dan sasararan.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kesesuaian isi buku dengan jenjang pndidikan si pembaca. Kesesuaian ini meliputi topik (isi materi), bahasan, dan bahasa yang digunakan dalam buku tersebut. Berikut ini standar dalam memilih materi yang tepat.
(a) Sesuai dengan kurikulum.

(b) Relevansi materi ditinjau dari segi tujuan pendidikan.
(c) Relevansi materi dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
(d) Kesesuaian materi pokok dengan tingkat perkembangan kognitif siswa
    1. Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik sesuai tujuannya.
Sampai mana peserta didik harus menguasai materi, maka setidaknya isi buku tersebut harus memuat materi tersebut, namun tidak berlebihan sampai memuat materi yang tidak perlu atau belum seharusnya diterima sasaran/peserta didik pada jenjang itu.
    1. Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai.
Agar pembelajaran berhasil mencapai tujuannya, maka bukan hanya metode pembelajaran yang perlu diperhatikan, namun juga bahan ajar atau bahan belajarnya. Isi buku teks pelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan apa yang harus dicapai sasaran/peserta didik.
    1. Isi harus sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan, pembahasannya mengerucut pada apa inti dari yang dibahas.
Tidak melenceng ke ilmu pengetahuan yang lain yang tidak perlu atau belum seharusnya dipelajari atau diterima peserta sasaran didik. Namun dengan kurikulum baru yang mengusung pembelajaran tematik, tetap tidak berubah. Maksudnya, ilmu pengetahuan yang bersangkutan seperti penggabungan beberapa mata pelajaran menjadi satu tetapi tetap dalam konteks yang sama, tidak melebar ke pembahasan yang lain.
    1. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berkaitan dengan syarat sebelumnya, perkembangan ilmu pengetahuan terbaru pada kurikulum baru harus diterapkan, pun yang bersangkutan dengan teknologi, harus sesuai dengan perkembangan terbaru. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak bingung karena ketinggalan perkembangan teknologi.
    1. Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara.
Ini saah satu contoh yang dimaksudkan melenceng dari bahasan ke hal yang tidak atau belum seharusnya diterima peserta didik/sasaran pembaca. Buku pelajaran harus bebas dari hal itu.
2.       Persyaratan  terkait penyajian
a.       Penyajian harus disusun secara sistematis/berurutan sesuai dengan urutan setiap bab. Tidak loncat sana-loncat sini yang membingungkan peserta didik/sasaran.
Bagian-bagian dalam buku juga perlu disusun secara sistematis sesuai kaidah pembuatan buku mulai dari bagian awal seperti cover-halaman judul-kata pengantar dan daftar isi, kemudian bagian isi yang merupakan pembahasan utama, berisi bab demi bab. Yang terakhir bagian akhir yang biasanya diisi dengan glosarium, tentang penulis, dan sebagaiya.
b.      Penyajian buku teks baiknya saling memperkuat dengan bahan lain dan kontekstual (keberkaitan).
c.       Buku teks pelajaran harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah daya tarik buku pelajaran. Dengan ketertarikan pserta didik / sasaran akan buku pelajaran tersebut, maka akan timbul rasa penasaran peserta didik / sasaran sehingga mereka akan tertarik untuk membaca buku tersebut secara kontinyu. Penyajian yang menarik dapat dilihat dari judul, bahasa, dan ilustrasi yang digunakan.
d.      Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari. Ini berkaitan dengan syarat sebelumnya. Buku yang menarik tidak hanya dari judul bukunya, tetapi penyajian yang menarik sehingga dapat menantang pembacanya untuk membaca, dan dapat merangsang otak pembacanya untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.
e.      Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor. Buku pelajaran harus jelas tujuannya akan menggerakkan salah satu ranah/aspek utama yang mana. Buku pelajaran juga sebaiknya dapat merangsang lebih dari satu aspek/ranah. Tidak hanya ranah kognitif pembaca yang menjadi sasaran, tapi juga afektifnya harus disentuh, apa lagi dengan kurikulum baru yang bertema pendidikan karakter.
f.        Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal, namun tidak kaku. Buku pelajaran berisi ilmu pengetahuan. Untuk itu bahasannya adalah bahasan ilmiah dan formal.
3.       Prsyaratan terkait bahasa dan keterbacaan.
Dalam persyaratan sebelumnya saya telah mnyinggung sedikit tentang penggunaan bahasa dalam penulisan buku teks pelajaran. Dalam hal inipenggunaan bahasa yang seharusnya digunakan adalah :
a.       Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dngan EYD.
b.      Penggunaan tanda baca harus sesuai dengan EYD.
c.       Penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan daya cipta siswa. Pengguaan bahasa yang baku dan efektif akan memudahkan daya cerna pembacanya.
d.      Susunan kalimat yang digunakan harus benar dan sesuai dengan kematangan berfikir peserta didik pada jenjang yang dituju, sehingga tidak ambigu atau menimbulkan persepsi lain dari pembacanya.

4.       Pernyaratan yang tekait dengan Ilustrasi
Penggunaan ilustrasi dalam buku teks pelajaran adalah hal yang penting. Ini merupakan salah satu cara penambah daya tarik dari buku pelajaran. Namun penggunaan ilustrasi tersebut juga harus memperhatikan prinsip-prinsip kesesuaian. Ilustrasi ini juga termasuk tipografi, grafis, diagram dan table sebagai penjelas. Syarat-syarat penggunaan ilustrasi diantaranya sbagai berikut:
a.       Ilustrasi yang digunakan harus sesuai dengan apa yang dibahas. Karena selain sebagai daya tarik, penggunaan ilustrasi dimaksudkan untuk memperjelas pembahasan, dan juga untuk membatasi imajinasi pembacanya. Penggunaan ilustrasi yang tidak sesuai justru akan membingungkan pembacanya.
b.      Ilustrasi juga harus jelas, untuk itu harus diperhatikan penggunaan garis, tekstur dan gradasinya.
c.       Tata letak ilustrasi harus diperhatikan, harus sesuai dengan porsinya, seimbang dengan kata-kata.
Setelah mengetahui syarat-syaratnya, kita perlu tahu juga bagaimana langkah-langkah penyusunan buku teks pelajaran. Dari artikel yang say abaca, saya mendapat kesimpulan sebagai berikut:
1.       Merencanakan pendekatan system.
Pendekatan sistem memiliki enam komponen besar, yaitu: 1) analisis, 2) desain, 3) pengembangan, 4) uji coba dan revisi, 5) implementasi, dan 6) evaluasi sumatif. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
2.       Melakukan analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan ini meliputi apa saja yang dibutuhkan peserta didik/sasaran/pembaca nantinya sesuai dengan jenjang pendidikannya sehingga kita dapat memilih bahan yang sesuai untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum induk.
3.       Mendiskripsikan kelompok sasaran
Tahap ini penting dilakukan agar kita dapat menggunakan bahan dan cara penyajian yang sesuai dengan karakter umum sasaran pada jenjang pendidikan tertentu, apakah sasarannya pada jenjang SD, SMP, SMA, atau mahasiswa, karena beda jenjang beda juga cara penyajiannya.
4.       Melakukan kerja sama dengan ahli bidang studi.
Penulis buku atau penctus ide belum tentu orang yang ahli materi/bidang studi. Pun sebaliknya, orang yang ahli pada bidang studi tertentu belum tentu dapat menulis buku. Untuk itu kerjasama antarkeduanya merupakan langkah yang penting untuk mendapatkan buku yang baik dari segi penulisan dan materi yang benar.
5.       Menuliskan kompetensi yang dapat diukur
Di dalam buku teks pelajaran perlu ditulis kompetensi apa yang dapat diukur sesuai tujuan pembelajarannya. Dalam keilmuan Teknologi Pendidikan hal ini dapat mengacu pada taksonomi Bloom yang membagi kompetensi yang dapat dicapai menjadi 6 tahap.
6.       Melakukan analisis piramida
Analisis piramida merupakan teknik yang bermanfaat untuk mengidentifikasi seluruh kompetensi dan sub-kompetensi yang diperlukan. Selainjutnya menyusun satu sama lain secara logis sehingga mudah dipelajari. Cara yang terbaik adalah dengan memulai dari tujuan (goal) kemudian berjalan mundur untuk mengetahui kompetensi-kompetensi yang diperlukan.
7.       Mengidentifikasi jenis belajar, pemilihan metode dan media, dan peta belajar
Langkah ini dilakukan dengan memperhatikan jenis materi dan tingkat sasaran peserta didik. Perlu pula mengidentifikasi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ini berkaitan dengan yang saya sebutkan pada persyaratan terkait penyajian poin e.
8.       Menentukan struktur pelajaran dan desain pertanyaan
Struktur pelajaran harus tergambar dalam profil tulisan pada setiap Bab/tema. Struktur pelajaran ini disusun secara utuh, mulai dari pendahuluan sampai tindak lanjut setelah melakukan tes akhir pokok bahasan.
9.       Membuat lay-out halaman
Membuat lau-out ini harus memperhatikan prisip desain pesan agar penyampaian materinya berhasil.
10.   Melakukan penulisan naskah.
Langkah selanjutnya yaitu menulis naskah dengan memperhatikan syarat-syarat terkait penggunaan bahasa dan keterbacaan yang telah disebutkan tadi.
11.   Melakukan evaluasi awal (uji coba)
Dalam pembuatan media pasti ada langkah uji coba sebelum media tersebut benar-benar digunakan tak terkecuali untuk pembuatan buku teks pelajaran. Setelah buku ditulis, selanjutnya kita melakukan evaluasi dengan menempuh beberapa tahap, yaitu:
a.       Review ahli bidang studi, desain pembelajaran, dan editorial.
b.      Uji coba satu-satu atau secara individual kepada siswa yang relatif cerdas, biasa dan kurang dengan memperhatikan responnya.
c.       Uji coba kelompok kecil sekitar 20-30 orang dengan mengamati respons mereka tanpa harus dibimbing.
d.      Uji coba lapangan nyata, setelah melakukan revisi dari tahapan sebelumnya
e.      Evaluasi sumatif, yaitu untuk menentukan prestasi belajar siswa yang menggunakan buku tersebut.
12.   Teruskan ke penerbit.
Setelah semua langkah berhasil dilakukan dan tidak ada revisi, tahap selanjutnya adalah mengirim hasil kerja ke penerbit agar nantinya diteruskan ke percetakan dan didistribusikan sehingga sampai ke sasaran/pembaca.
Selain syarat-syarat dan langkah penulisan buku teks pelajaran, saya juga menemukan tips-tips menulis buku pelajaran dalam waktu singkat di web kompasania. Dari artikel tersebut saya mendapati bahwa penulisan buku teks pelajaran tidak harus murni dari awal, tapi juga kita bisa membuat buku pelajaran dengan memperluas atau megembangkan buku indukan menjadi beberapa buku, misalnya dengan mengganti judul buku. Namun cara ini bukanlah plagiat namun lebih kepada kata “modifikasi” seperti pada salah satu model prinsip kewirusahaan yaitu amati, tiru, dan modifikasi.
Kesimpulannya adalah semakin kita mengerti betul kaidah-kaidah dan tatacara menulis buku pelajaran yang baik dan kita mengaplikasikannya dengan apik, semakin besar kemungkinan kita berhasil membuat buku pelajaran yang dapat diterima masyarakat pembaca. Semakin besar pula kemungkinan banyaknya keuntungan yang nantinya diperoleh. Namun perlu diingat bahwa penulisan buku pelajaran bukan sekedar mencari keuntungan, namun tujuan utamanya adalah membantu proses pembelajaran mencapai tujuan pendidikan.

Refrensi:

Tuesday, September 16, 2014

PBAC: Sebuah Perkenalan



Apa yang kamu ketahui tentang PBAC?
Yang saya tahu tentang PBAC (Pengembangan Bahan Ajar Cetak) adalah suatu mata kuliah yang di dalamnya terdapat pembelajaran tentang bagaimana kaidah-kaidah membuat dan mengembangkan bahan ajar (atau lebih tepatnya bahan belajar) berbentuk cetak yangenalan PBAC ‘sesuai’. Sesuai disini berarti tepat sasaran, baik dari sgi usia, jenjang, dan sebagainya.
Apa harapan kamu setelah mengikuti mata kuliah ini?

Wednesday, April 9, 2014

Inovasi Pendidikan: Grup Facebook untuk Diskusi – Mahasiswa Lebih Aktif?



A.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia, sudah “ikut-ikut” berkembang. Penyebaran informasi semakin lebih cepat melalui sarana komunikasi yang semakin berkembang. Sebut saja Internet. Ya, internet memudahkan kita untuk sharing pengetahuan. Hal ini tentu membawa dampak positif bagi dunia pendidikan, salah satunya untuk mengatasi keterbatasan jarak dan waktu dalam pembelajaran.

Sayangnya, masyarakat lebih tertarik untuk membuka situs jejaring sosial untuk pemanfaatan internet ketimbang artikel yang menyangkut pendidikan. Katakanlah facebook. Facebook merupakan situs jejaring sosial dengan pengguna terbanyak. Indonesia adalah salah satu Negara dengan pengguna facebook terbanyak di dunia. Untuk itu, tenaga pendidik berupaya memanfaatkan keadaan ini untuk memaksimalkan pembelajaran yang diampuna. Salah satunya adalah dosen Mata Kuliah Difusi Inovasi Pendidikan di jurusan Teknologi Pendidikan UNJ, Retno Widyaningrum yang berinisiatif menggunakan facebook untuk membuat grup diskusi di mata kuliah DIP semester 100 ini.
Namun apakah grup