A. Definisi Pendidikan Jarak Jauh (Distance Learning)
Banyak
definisi yang digunakan untuk distance learning ini. JW. Keegan melakukan
penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan definisi distance learning yang
digunakan di berbagai Negara di dunia. Menurut dia ada 6 unsur dasar pengertian
(six defining elements) yaitu:
· Terpisahnya
guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan distance learning dari
pendidikan konvensional.
· Adanya
lembaga yang mengelola distance learning. Hal ini yang membedakan orang yang
mengikuti distance learning dari orang yang belajar sendiri
· Digunakan
media sebagai sarana intuk menyajikan isi pelajaran. Misalnya melalui media
elektronik, media massa dan media cetak.
· Diselenggarakanya
system komunikasi dua arah antara guru dan siswa, atau antara lembaga dan siswa
sehingga siswa mendapatkan manfaat dari pembelajaran tersebut. Dalam proses ini
siswa lebih berinisiatif untuk melalukan komunikasi.
· Pada
dasarnya pendidikan ini bersifat individual karena tidak tergantung dengan
organisasi penyelenggaranya.
B. Jarak transaksi dan cara menjembataninya
Menurut
Dewey dalam Moore(1903) menjelaskan bahwa transaksi pendidikan merupakan
interaksi antara individu, lingkungan , dan perilaku yang terjadi dalam situasi
tertentu. Transaksi pendidikan terjadi antara siswa dan guru dalam distance
learning bersifat khusus karena keterpisahannya satu sama lain. Jarak transaksi
ini dapat mengakibatkan perbedaan persepsi antara siswa dengan guru. Oleh
karena itu perlu dijembatani supaya perbedaan persepsi itu dapat berkurang atau
hilang. Menurut Moore (1903) jarak transaksi itu dapat di jembatani melalui
komunikasi dan percakapan (dialoge). Artinya makin mudah dan semakin sering
guru dan siswa berinteraksi semakin kecil kemungkinan terjadinya kesalah
pahaman dalam menafsirkan isi pelajaran. Jadi dalam distance learning sangat
lah penting interaksi guru dan muridnya agar proses belajar dapat terjadi
dengan baik.
Moore (1983) mengatakan semakin baik media yang digunakan
semakin baik proses pembelajaran akan berlangsung. Media yang digunakan juga
sangat mempengaruhi ada tidaknya komunikasi, dialog, atau interaksi antara guru
dan siswa. Kalau yang digunakan adalah tv, radio, atau buku kesempatan siswa
untuk berinteraksi, berdialog dan berkomunikasi dengan guru sangat kecil. Audio
conference, video conference, atau internet membuka lebih besar peluang
terjadinya inteaksi antara guru dan murid sehingga kecil kemungkinan terjadinya
perbedaan penafsiran isi pelajaran.
C. Beberapa jenis tutorial dan kelemahannya
Tutorial dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
tutorial tatap muka, tutorial surat menyurat, tutorial melalui telepon,
tutorial audio dan video conference.
a.
Tutorial tatap muka
Siswa dan guru bertemu muka secara berkala untuk memberikan
kesempatan kepada siswa menanyakan kesulitaan yang dihadapi siswa. Tutorial
seperti ini sangat bagus mengurangi jarak transaksi antaraguru dan siswa.
Denganb demikian kesalahahaman penafsiran isi pelajaran dapat diperkecil
Kekurangan yang ada dalam tutorial ini:
Tutorial tidak dapat dilakukan terlalu sering. Makin sering
biayanya semakin mahal. Niassanya tutorial ini diadakan seminggu sekali,
sebulan sekali atau bahkan hanya 2 atau 3 kali dalam satu semester. Hal ini
menyebabkan siswa harus menunggu lama untuk mengutarakan kesulitannya
kepada guru. Tutorial ini biasanya bukan merupakan keharusan. Akibatnya banyak
siswa yang memilih tidak hadir
b. Tutorial melalui telepon atau surat
tutorial jenis ini tidak banyak dimanfaatkan siswa, padahal
biayanya relative murah dan mudah melakukannya. Kendalanya mungkin tidak semua
siswa mempunyai telepon ataupun sungkan menanyakan pelajaran kepada guru
melalui telepon atau surat. Disamping itu tutorial melalui surat jawabannya
seringkali datangnya terlambat.
c. Tutorial melalui konfrensi audio atau video
Tutorial ini jarang digunakan karena biayanya relative lebih
mahal karena kebutuhan waktu, jaringan internet, dan tenaga pengajar.
D. Sistem pembelajaran melalui internet
Dalam
system pembelajaran melalui internet isi pembelajaran disampaikan secara
online. Dalam system pembelajaran ini siswa berdiskusi, belajar, bertanya dan
mengerjakan soal soal latihan secara online. Semua proses pembelajaran dapat
dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka
berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi
di kelas biasa. System pembelajaran ini sering kali disebut e-learning, virtual
learning, virtual classroom, atau virtual campus (Potter,1997).
Potensi utama virtual learning sendiri adalah dapat
memberikan peluang siswa untuk berinteraksi secara synchoronous dengan guru,
teman maupun bahan belajarnya. Selain guru dapat mengontrol aktivitas belajar
siswa melalui internet, dan juga virtual learning dapat menyajikan bahan ajar
lebih menarik dari pada proses yang terjadinya di kelas.
E. Menciptakan kelas VIRTUAL(virtual classroom)
Pembelajaran multidimensi yang akan membawa proses
pembelajaran kearah yang lebih kontekstual dan nyata. Sejauh ini dunia baru ini
belum banyak disentuh dan dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk membantu
pembelajaran di ruang-ruang kelas mereka.Padahal kelas/dunia virtual ini
didesain sedemikian rupa sehingga menyerupai dunia aslinya. Belajar di
kelas virtual semacam ini memungkinkan kita (guru dan siswa) mendapatkan banyak
manfaat dan akan mendapati kejutan-kejutan baru dalam belajar.Kejutan baru itu
dapat kita rasakan mengingat sesuatu yang kita pelajari/belajarkan kadang
hanyalah berupah gambaran abstrak tentang suatu fenomena,peristiwa atau hanya
sebatas rumus-rumus belaka.Di kelas virtual inilah gambaran abstrak itu kian
menjadi nyata dan memesona. Di kelas virtual ini Guru dan siswa dapat
menggunakan simulasi dan visualisasi untuk memahami suatu konsep. Dimana dunia
virtual memudahkan guru maupun siswa menyimulasikan berbagai materi pelajaran
yang mungkin sulit dilakukan di dunia fisik. Misalnya mengenai perjalanan ke
bulan, gempa bumi, tsunami, pembedahan jantung, peradaban Mesir, dll. Melalui
dunia virtual, siswa juga bisa memvisualisasikan materi belajar seperti
rangkaian DNA, tata surya, dansejenisnya. Dikelas ini juga Guru dan siswa
bisa bertemu dan berdialog dengan berbagai ahli dari belahan bumi manapun.
Kesempatan ini memungkinkan baik guru maupun siswa belajar dari sumber yang
berkualitas. Kelas ini juga memudahkan Guru dan siswa melakukan darwa wisata
(fieldtrip) dan belajar dari tempat-tempat yg dikunjungi tanpa biaya Tidak bisa
kita pungkiri bahwa belajar langsung di tempat yang berhubungan dengan topik
yang sedang diajarkan akan lebih berkesan bagi siswa. Tetapi sering kali biaya
menjadi kendala dalam melakukan kegiatan ini di dunia fisik. Di dunia virtual,
banyak sekali tempat baik itu tempat bersejarah seperti candi borobudur, tembok
besar Cina, rekator nukir, NASA dan objek lain yang tersedia dan bisa
dikunjungi kapan saja tanpa biaya.
Pembelajaran virtual ini juga memudahkan Guru dan siswa
melakukan kolaborasi antar sekolah dengan lebih mudah dan hampir tanpa biaya.
Kolaborasi ini bisa dilakukan dengan jalan bertukar informasi dan pengetahuan
maupun melakukan proyek pembelajaran bersama antar sekolah. Kesempatan ini
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang adil bagi keragaman peserta
didik. Sebagaimana diketahui bersama bahwa sekolah-sekolah favorit dan besar
lebih diuntungkan dari segi fasilitas dan SDM dibanding dengan sekolah
kecil/swasta.Kolaborasi pembelajaran ini juga akan memperkecil kesenjangan
antara sekolah yang sudah mapan dan berkualitas dengan sekolah yang berada di
bawahnya baik dari aspek proses,ketenagaan maupun sarana dan prasarananya. Karenanya
pembelajaran di kelas virtual ini akan semakin memudahkan dan memberikan
secercah harapan baru akan hadirnya pembelajaran berkelas dunia dari
ruang-ruang kelas kita,semoga kita bisa menjadi katalisator dari dunia yang
semakin sempit ini.[1]
Menurut Potter(1997), menciptakan kelas virtual harus mempertimbangkan berbagai
hal agar pembelajaran dapat terjadi dengan efektif
1.Dilengkapi dengan sumber belajar pada saat dibutuhkan
siswa tersedia dan mudah diakses
2. Menyediakan ruang untuk percobaan dan penerapan sama
seperti halnya system konvensional yang diberi kesempatan melakukan percobaan,
menghadapi worksop, melakukan demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan tugas.
3. Menyatukan siswa dan guru supaya merekabersilap terbuka
dan bertukar gagasan
4. Memberikan harapan pada siswa untuk terjadinya proses
belajar dan menciptakan lingkungan yang konduif untuk belajar.
5. Menjadi sarana sebagai pengembang kebebasan akademik.
Contoh melakukan percobaan, dalam membuat asumsi, dalam berinteraksi dengan
kelas lain tanpa harus ada rasa takut dan cemas.
6. Harus dapat memberikan penilaian terhadap kinerja siswa.
F. Kelemahan Kelas Virtual
Kelas virtual diciptakan dengan bantuan internet. Ada beberapa kelemahan dari
virtual class ini diantaranya:
Ø Penggunaan internet memerlukan infrastruktur
yang memadai
Ø Penggunaan internet yang mahal
Ø Komunikasi melalui internet sering kali lamban
Ø Terjajadinya salah penafsiran
G. Kelas Online Gratis
Free
Virtual Classroom yang disediakan oleh WiZiQ adalah sebuah
kelas online dimana pengajar dan yang diajar terhubung secara online. Kelas
virtual ini akan menggunakan fitur audio-video conference, chatting, papan
tulis, dan content
sharing. Kelas ini gratis, alias tidak dipungut bayaran dalam
penggunaannya. Kelas juga akan direkam dan akan bisa diakses lagi di WiZiQ yang
nantinya bisa digunakan untuk kajian ulang atau referensi.
Peserta bisa mengikuti kelas dan bisa menikmati percakapan
secara verbal dengan peserta lain di kelas yang sama, gambar atau tulis sesuatu
di papan tulis serta berbagi file-file PowerPoint, PDF, Flash dan Gambar.
Beberapa keuntungan untuk Pengajar
*Menyediakan sistem utuh manajemen pengajaran online tanpa menginstall software apapun
*Pengajar mendapatkan kelas virtualnya tanpa biaya apapun
*Jadwal online bisa diatur sesuai keinginan dan waktu dari pengajar
*Pengajar bisa berinteraksi dengan peserta ajarnya melalui papan tulis online, apakah itu berupa tulisan atau dokumen, dan dengan two-way audio dan fitur chatting
*Pengajar bisa membuat account profilenya
*Kelas bisa berupa one-on-one class atau terdiri dari beberapa orang dalam satu kelas
*Pengajar bisa dan diperkenankan meminta bayaran pada peserta ajarnya
*Menyediakan sistem utuh manajemen pengajaran online tanpa menginstall software apapun
*Pengajar mendapatkan kelas virtualnya tanpa biaya apapun
*Jadwal online bisa diatur sesuai keinginan dan waktu dari pengajar
*Pengajar bisa berinteraksi dengan peserta ajarnya melalui papan tulis online, apakah itu berupa tulisan atau dokumen, dan dengan two-way audio dan fitur chatting
*Pengajar bisa membuat account profilenya
*Kelas bisa berupa one-on-one class atau terdiri dari beberapa orang dalam satu kelas
*Pengajar bisa dan diperkenankan meminta bayaran pada peserta ajarnya
Beberapa keuntungan untuk Peserta Ajar
*Peserta bisa mencari pengajarnya sendiri
*Belajar dari rumah, langsung melalui internet dengan browser yang mudah dipahami dan digunakan, tanpa menginstall apapun
*Bisa mengakses tutorial sesuai dengan materi ajar pilihan.
*Peserta bisa mencari pengajarnya sendiri
*Belajar dari rumah, langsung melalui internet dengan browser yang mudah dipahami dan digunakan, tanpa menginstall apapun
*Bisa mengakses tutorial sesuai dengan materi ajar pilihan.
Bab III
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
Semakin diminatinya pendidikan jarak jauh haruslah mementingkan aspek
efektifitas dari pembelajarannya tersebut. Pendidikan jarak jauh (distance learning)
juga harus di imbangi dengan ada nya insfrastrukur yang baik. Karena
melaksanakannya juga butuh biaya yang mahal pada saat ini hanya dapat di
kembangkan untuk daerah perkotaan. Jadi agar kondisi pendidikan tidak
tertinggal, kelas virtual atau distance learning ini sangat lah membantu dan
perlu dikembangkan.
Saran
1. E-learning virtual
classroom
harus terus dikembangkanterutama oleh guru
mata pelajaran yang bersangkutan
2. Antara siswa dan
pengajar harus ada komitmen yang kuat agarpenyelenggaraane-learning
virtual classroom mencapai tujuanpembelajaran yang ditargetkan
Daftar Pustaka
Anung Haryono & Abubakar Alatas, Virtual
Learning, Pustekkom Jakarta : 2003
Wawancara dengan Ibu Murti Westy
No comments:
Post a Comment